Senin, 23 Maret 2015

Nonton Film Gratis Subtitle Indonesia

Nonton Film Gratis Subtitle Indonesia


Streaming Film Girl Interrupted [1999] Subtitle Indonesia

Posted: 22 Mar 2015 07:51 AM PDT

Dua artis favorit ane ada disini nih. Winona Ryder dan Angelina Jolie . Girl Interrupted, Setting film ini adalah di Amerika Serikat pada tahun 1967. Ketika itu adalah masa yang tidak menyenangkan untuk para wanita, dimana seksualitas dianggap sebagai isu sensitif. Di masa ini pula (tahun 1960-an) muncul gerakan feminisme radikal. Gerakan feminisme masa itu adalah menekankan pada identitas fisik wanita. Hal yang dianggap tidak akan dimengerti oleh orang beridentitas selain wanita. Tahun 1966 adalah ketika gerakan National Organization for Women (NOW) baru didirikan oleh aktivis wanita Betty Friedan, yang menuntut persamaan hak politik dan ekonomi bagi wanita.

Diangkat dari buku berjudul sama (Girl, Interrupted) yang merupakan kisah nyata penulisnya, Susanna Kaysen, film ini dibintangi oleh Winona Ryder, Angelina Jolie, Whoopi Goldberg, dan Brittany Murphy. Di Amerika Serikat, film ini diberi label "R" karena dianggap mengandung unsur profanity, sexual situations, and violence.

Film ini berkisah tentang seorang wanita muda berumur 18 tahun, Susanna Kaysen (Ryder), yang dianggap mengalami gangguan kejiwaan. Ia diduga melakukan percobaan bunuh diri dengan menenggak satu botol aspirin dengan sebotol vodka, dan mengalami halusinasi, sehingga harus dirawat di Claymoore Hospital, sebuah rumah sakit khusus yang menangani masalah gangguan mental dan jiwa dimana gadis-gadis yang bermasalah menjalani terapi dan pengobatan (terkadang sampai diberi electro-shocked) kembali menjadi normal.

Di rumah sakit ini, sebagai wanita berumur 18 tahun ia sudah dianggap dewasa hingga bisa menandatangani surat persetujuan mendapatkan perawatan di sana. Awalnya Susanna bersikeras ia tak perlu dirawat karena ia merasa bukan orang gila. Ia teringat ketika kepala sekolah SMA-nya menanyakan rencananya setelah lulus, karena ia satu-satunya murid yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Ia hanya ingin menulis. Tapi hal ini ditanggapi dingin oleh kepala sekolah, dan Susanna merasa tersinggung karena menulis adalah hal yang sangat ia suka:

"Look, I'm not going on to burn my bra, or drop acid, or go march on Washington."
"I just dont want to end up like my mother."

Kepala sekolah hanya berujar, "Women today have more choices than that." Yang langsung dibantah Susanna, "No, they don't."

Seperti yang sudah disinggung, masa itu adalah ketika para perempuan marak berdemo untuk menuntut hak-hak mereka. Akan tetapi di sini saya tidak terlalu mengerti kalimat kedua karena latar belakang ibu dari Susanna tidak digambarkan secara jelas, hanya keluarga Susanna yang terlihat berpendidikan dan tergolong menengah ke atas. Jika saya boleh mengartikan, sepertinya ibu Susanna seorang yang berpendidikan tinggi tapi pada akhirnya hanya menjadi ibu rumah tangga biasa.

Di rumah sakit Claymoore, Susanna bertemu dengan beragam karakter pasien wanita. Ada teman sekamarnya Georgina (Clea Duvall) yang disebut the incessant liar; lalu pasien eating-disorder, chicken fetishist dan laxative-junkie bernama Daisy (Brittany Murphy); serta Polly (Elisabeth Moss) yang mengalami krisis percaya diri, akibat wajahnya yang rusak ketika kecelakaan masa kecil.

Dan tentunya ada Lisa (Angelina Jolie), gadis liar dan veteran di Claymoore (sudah delapan tahun), sering kabur dan berulang kali tertangkap dan masuk lagi Claymoore sehingga sering diobati dengan obat penenang dan diperingati karena keliarannya. Lisa adalah gadis yang enerjik dan passionate. Dia bisa menjadi pelindung bagi gadis lugu, polos, yang takut melawan. Selain itu ada pula Suster Valerie (Whoopi Goldberg) yang menjadi kepala perawat di sana, yang sabar namun tegas.

Pada hari-hari pertamanya di Claymoore, Susanna adalah gadis yang pemarah, anti-sosial, dan keras kepala hingga tidak mau memakan obat penenang yang diberikan rumah sakit padanya. Meski sudah menolak, ia terpaksa memakannya. Suster berkata, "In the meantime, we'll just have to agree to disagree…"

Pada akhirnya, ia dan para pasien lain bisa menjalin keakraban dan menikmati harinya di sana. Suatu malam ia dan teman-temannya bermain di basement rumah sakit, dan menyusup ke ruangan dokter dan mencari arsip-arsip mereka dan membaca diagnosis (atau seperti yang Lisa katakan, "diag-non-sense") yang tertera di dalamnya.

Susanna disebut memiliki Borderline Personality Disorder, yang kemudian dijelaskan saat itu adalah an instability of self-image, relationships, and mood, uncertainty about goals, impulsive in activities that are self-damaging, such as casual sex, social contrariness and a generally pessimistic attitude are often observed. Disebutkan pula Susanna memiliki sifat promiscuous.

Kesan itu mungkin yang ditangkap karena suatu ketika para pasien dibawa oleh para perawat ke kedai es krim tak jauh dari rumah sakit, Susanna bertemu dengan istri dari Mr Gilcrest, guru SMA-nya yang pernah tidur dengannya. Wanita itu menyalahkan Susanna dan mendoakan supaya Susanna dijauhkan dari keluarganya. Toh hal ini tidak membuat saya mengecap Susanna sebagai seorang promiscuous karena pengertian promiscuous saya anggap merujuk pada seseorang yang maniak.

Padahal, Susanna hanya memiliki seorang pacar, Toby, yang mengunjunginya kemudian dan mengajaknya keluar dari sana. Hanya, Susanna menolak dan menginginkan tetap di rumah sakit sampai ia benar-benar sembuh. Di sini, terlihat tekad kuat Susanna karena bagaimanapun toh, sebenarnya ia punya kesempatan untuk keluar, tetapi ia mengabaikan ajakan laki-laki tersebut dan memutuskan tidak pergi bersamanya. Dia tidak tergiur dengan cinta ataupun kenyamanan yang ditawarkan Toby padanya.

Label promiscuous kemudian dibahas oleh Susanna dengan psikiaternya, dr. Wick (Vanessa Redgrave):

"How many guys would I have to sleep with to be considered promiscuous? Textbook promiscuous… Ten, eight, five?"

"And how many girls would a guy my age have to sleep with to be promiscuous? Ten, twenty? A hundred and nine?"

dr. Wick menjawab, "Someone who's impulsively promiscuous might engage in a sex act with a guest in their room and then engage in another sex act during the same day with an orderly."

Susanna berkata, "Am I in trouble for kissing an orderly, or giving my boyfriend a blow job?"

"One of my theories is that you people don't know what you're doing," lanjut Susanna dengan marah.

Di AS (dan bahkan di tempat lain sekalipun) label promiscuous ini saya rasa terkesan memiliki standar ganda. Ketika seorang wanita memiliki hubungan dengan lebih dari satu orang laki-laki saja maka tak jarang ia akan disebut wanita murahan (slut), sedangkan di sisi lain, jika seorang pria berhasil menundukkan bahkan hingga seratus wanita ia malahan disanjung-sanjung sebagai pria yang perkasa. Apa yang terlihat di masyarakat kita di sini juga sama saja. Ketika laki-laki berhasil menaklukkan banyak wanita, paling-paling ia akan dicap sebagai playboy. Sedangkan wanita yang berhasil membuat banyak laki-laki bertekuk lutut justru dianggap "gampangan".

Film Girl, Interrupted ini memang mengetengahkan pasien wanita dengan berbagai masalah gender di komunitas. Susanna sempat menggoda dan mencumbu seorang perawat laki-laki–yang seprofesional apapun akan tetap tunduk pada insting laki-lakinya. Susanna dan Lisa juga sempat berciuman ketika dalam perjalanan kabur dari Claymoore. Di sini Susanna yang berpotongan seperti gadis tomboy dengan rambut pendek dan dandanan cuek, mengeluarkan sisi maskulinnya. Dan yang mengejutkan, Daisy, belakangan diketahui adalah korban cinta inses. Ia yang mengakui sangat disayang oleh ayahnya, ternyata memang mencintai dan menjalin cinta dengan sang ayah, layaknya sepasang kekasih.

Kedekatan Susanna dan Lisa juga membawa satu pesan moral. Jangan berteman dengan gadis pembuat onar. Pesan ini mudah tersampaikan dengan adegan yang memperlihatkan bagaimana Lisa dengan sifat sociopath-nya memperlakukan orang-orang sekitar.

Ketika berada di tempat Daisy, Lisa membuka semua luka hati Daisy dan ini membuat Daisy tidak senang. Paginya, Susanna menemukan Daisy tewas gantung diri. Susanna shock luar biasa. Kejadian ini yang kemudian mengubah hidupnya. Ia yang awalnya juga melakukan percobaan bunuh diri merasa ketakutan begitu melihat kematian yang sesungguhnya di depan matanya. Seperti yang ia tuliskan di jurnalnya: When you don't wanna feel, death can seem like a dream. But seeing death –really seeing it- makes dreaming about it fucking ridiculous. Maybe there's a moment growing up when something peels back…

Hal itu pula yang mendorongnya untuk sembuh. Ia bertekad, segila apapun keadaan di luar sana, tetap tidak lebih baik untuk lama-lama berada di Claymoore. Dorongan untuk sembuh juga diberikan Suster Valerie, "Do not drop your anchor here, okay?"

***
Saya pernah membaca ungkapan ini di sebuah artikel di internet, “The girl is in trouble because she’s a girl”. Film Girl, Interrupted memperlihatkan bahwa krisis yang dialami para gadis dapat disembuhkan dengan mengubah kegelisahan menjadi kenyamanan.

Ungkapan yang singkat namun berarti ketika supir taksi pertama kali mengantar Susanna ke Claymoore:

"What did you do?" tanyanya ke Susanna.

"I'm sad," jawab Susanna.

"Well, everyone's sad," sahut si supir.

Hal tersebut mengingatkan bahwa setiap orang pasti mengalami kesedihan, tinggal bagaimana kita menghadapinya. Hanya saja, wanita dianggap rapuh, dan tidak menggunakan rasionya ketika ingin memutuskan keluar dari masalahnya. Menangis histeris, mabuk, hingga mengakhiri hidupnya sendiri terkadang dimaklumi sebagai bentuk sensitivitas perasaan wanita yang tak bisa mengendalikan emosinya.

Pemilihan Claymoore Hospital sebagai tempat khusus perempuan, memancing pertanyaan di benak saya, apakah jumlah pasien penderita gangguan mental atau kejiwaan memang lebih banyak pada perempuan, sehingga harus dibuatkan tempat khusus?

Overall, film ini adalah kisah yang bagus mengenai hubungan cinta ataupun pertemanan, serta penemuan jati diri. Didukung pula dengan penampilan menarik para pemainnya, film ini mengarahkan kita pada pemahaman self-conciousness, kejiwaan, serta permasalahan yang dialami seorang gadis remaja yang beranjak menjadi wanita dewasa

Demikian sinopsis film Girl Interrupted

Sumber : journaljourneyoflife.blogspot.com

Director: James Mangold
Writers: Susanna Kaysen (book), James Mangold (screenplay)
Stars: Winona Ryder, Angelina Jolie, Clea DuVall

  (16)

The post Streaming Film Girl Interrupted [1999] Subtitle Indonesia appeared first on Nonton Film Gratis Subtitle Indonesia.

Tidak ada komentar: